Anti-Spoofing pada Face Recognition
🔹 1. Apa itu Spoofing?
Dalam biometrik wajah, spoofing adalah upaya menipu sistem pengenalan wajah dengan cara menggunakan media palsu seperti:
Foto wajah (kertas, layar HP, monitor).
Video wajah.
Masker wajah 2D atau 3D.
Kepala boneka / silikon.
Tujuannya: agar sistem salah mengenali media palsu sebagai wajah asli.
🔹 2. Konsep Anti-Spoofing
Anti-spoofing adalah sekumpulan teknologi yang digunakan untuk membedakan wajah asli manusia dari representasi palsu.
Teknik ini bekerja berdasarkan deteksi liveness (kehidupan) dan multi-modal sensing.
🔹 3. Metode Ilmiah yang Digunakan
a. Infrared (IR) & Visible Light Detection
Kamera ganda (visible + IR) digunakan secara bersamaan.
Kulit manusia memiliki reflektivitas cahaya infra merah yang berbeda dibandingkan kertas, layar LCD, atau silikon.
Foto/video tidak bisa menghasilkan pantulan IR yang sesuai → terdeteksi sebagai spoof.
b. 3D Depth Mapping
Sistem menghitung struktur kedalaman wajah (contour 3D).
Foto 2D rata → tidak memiliki kedalaman → ditolak.
Masker datar juga gagal, sementara wajah asli memiliki geometri 3D kompleks.
c. Texture Analysis & Micro-pattern Detection
Algoritma deep learning menganalisis tekstur mikro kulit.
Kulit manusia memiliki pori-pori dan pola alami yang unik.
Foto cetakan, layar ponsel, atau silikon → pola berbeda, terdeteksi sebagai spoof.
d. Motion & Liveness Detection
Sistem mendeteksi gerakan alami wajah (kedipan mata, pergerakan kepala, ekspresi mikro).
Foto atau video statis tidak bisa meniru variasi alami ini.
e. Thermal / Heat Detection (opsional)
Beberapa perangkat mendukung sensor suhu untuk memastikan ada panas tubuh manusia.
Boneka, masker, atau layar → tidak menghasilkan pola panas biologis.
🔹 4. Mekanisme di Hik FRT43
Hik FRT43 menggabungkan beberapa teknik:
1. Dual Camera (IR + Visible Light) → mencegah spoofing dengan foto/video.
2. 3D Face Modeling → memastikan kontur wajah asli
3. Liveness Detection → mendeteksi kedipan & gerakan alami wajah.
4. Machine Learning Classifier → mengenali tekstur kulit vs material palsu.
5. Kesimpulan Ilmiah
Anti-spoofing pada Face ID bekerja dengan multi-sensor & AI, yang memverifikasi aspek fisiologis (struktur wajah, tekstur kulit, panas tubuh) dan dinamis (gerakan, ekspresi).
Dengan kombinasi ini, sistem seperti Hik FRT43 mampu menolak hampir semua jenis spoofing (foto, video, masker).